Youth
YFCC Indonesia Memimpin Clean Up Jakarta Day di Kali Pasir, Cikini
Jakarta (16/10/16) Youth for Climate Change (YFCC) Indonesia mengawal aksi Clean Up Jakarta Day di Area Kali Pasir, Cikini, Jakarta Pusat.
Clean Up Jakarta Day ini dilakukan secara serentak dimulai pukul tujuh pagi pada berbagai area di Jakarta, salah satunya di Area Kali Pasir, Cikini. Kegiatan ini meliputi aksi pemungutan, pemilahan, penimbangan dan pengumpulan sampah kepada Dinas Kebersihan untuk selanjutnya diolah. Aksi ini dimulai dari depan Hotel Andalus melewati Jalan Kramat 5, 6 dan 7 hingga menyusuri Jalan Raden Saleh Raya dan berhenti di depan Gedung Vinillon.
Aksi yang dipimpin oleh Abdul, Kepala Divisi Kajian dan Riset Strategis YFCC Indonesia ini diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat baik tua maupun muda di Jakarta dan sekitarnya. Dalam aksi ini para peserta mengenakan pakaian berwarna putih, membawa tumbler berisi air minum, mengenakan topi dan disarankan melindungi kulit dengan tabir surya minimal SPF 30, serta mengenakan sepatu olahraga. Selama aksi di lapangan, para peserta difasilitasi dengan Pin Clean Up Hero, sarung tangan dan karung untuk mengumpulkan sampah.
Untuk memilah sampah, telah disediakan 2 macam karung yaitu karung bertanda centang untuk mengambil sampah-sampah anorganik yang dapat didaur ulang dan karung tanpa tanda untuk mengambil sampah-sampah organik yang tidak dapat didaur ulang. Setelah sampah terkumpul dan dipilah, truk dari Dinas Kebersihan siap menjemput di titik finish untuk menimbang dan mengangkut sampah-sampah yang telah terklasifikasi tersebut.
Dari aksi ini diharapkan mampu menjadi media campaign dan edukasi cara memilah sampah dengan baik dan benar untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di rumah. Jika setiap masyarakat Jakarta memiliki kesadaran untuk memilah dan mengolah sampah dengan tepat, maka kebersihan Jakarta dapat terwujud setiap harinya. Inilah aksi dari Jakarta untuk Indonesia, dari Indonesia untuk dunia.
Rendahnya Kesadaran Masyarakat Untuk Menjaga Lapisan Ozon di Bumi
Jakarta– (18/09/16) Dalam rangka memperingati hari Ozon Internasional, Youth for Climate Change (YFCC) Indonesia mengadakan sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya ozon dan upaya apa yang bisa masyarakat lakukan untuk menjaganya. Kegiatan in berlangsung pada hari Minggu pukul 08.00 – 10.00 WIB di Car Free Day (CFD) Bundaran HI.
Sosialisasi tersebut menjelaskan bahwa lapisan ozon merupakan gas yang secara alami terdapat di dalam atmosfer. Lapisan ini melindungi bumi dari paparan sinar Ultra Violet B (UV-B) yang dapat menyebabkan penyakit kanker kulit, katarak dan mengurangnya sistem kekebalan tubuh pada manusia. Paparan UV-B juga dapat merusak kehidupan tanaman, organisme bersel satu dan ekosistem perairan. Kerusakan lapisan ozon adalah istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan berkurangnya atau menipisnya lapisan ozon yang terdapat di atmosfer. Hal yang diketahui menjadi penyebabnya adalah Chloro Fluoro Carbon (CFC). Gas CFC adalah sejenis emisi yang banyak terdapat di dalam barang yang digunakan oleh masyarakat modern seperti pendingin ruangan dan kulkas. CFC juga disebut freon.
Berdasarkan sosialisasi yang YFCC Indonesia lakukan dapat disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui pentingnya lapisan ozon dan dampak yang akan dirasakan dari menipisnya lapisan tersebut. Hal tersebut terlihat dari banyaknya masyarakat yang mengaku masih sering menggunakan pendingin ruangan secara berlebihan.
Walaupun masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui pentingnya lapisan ozon, YFCC Indonesia juga bertemu dengan beberapa orang masyarakat yang telah menerapkan pola hidup ramah ozon dalam kegiatan sehari-harinya. Mereka mengaku mengurangi penggunaan pendingin ruangan di lingkungan rumah dan tempat kerjanya. Hal ini merupaka salah satu penyemangat untuk terus berusaha mensosialisasikan pentingnya kepedulian masyarakat dalam menjaga bumi kita. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?
DAMPAK NEGATIF PENIPISAN LAPISAN OZON TERHADAP KEHIDUPAN DI BUMI
Lapisan ozon adalah lapisan yang terdapat di kulit bumi bagian Stratosfer dan terdiri dari molekul-molekul Ozon (O3). Lapisan ini berada pada ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi. Lapisan ozon dapat berfungsi sebagai penghalang hampir semua sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Sinar ultraviolet adalah sinar yang dipancarkan matahari dengan energi yang cukup tinggi. Maka apabila lapisan ozon semakin tipis, praktis akan mengakibatkan semakin besarnya radiasi sinar ultraviolet yang jatuh ke permukaan bumi dan dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan juga kesehatan.1 Dengan kata lain, Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya bila terhisap dan dapat merusak paru-paru.
Lebih lanjut, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuwan sangat khawatir ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia Chloro Fluoro Carbons (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari yang menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon.
Selain itu, menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu, mempengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya karbondioksida (lihat pemanasan global) akibat berkurangnya tanaman dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita masalah kardiopulmoner.
Dalam bidang lingkungan, dampak yang paling buruk dari menipisnya lapisan ozon adalah terjadinya perubahan suhu secara global (global warming), dimana gunung-gunung es di kutub utara akan mencair mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Lambat laun daratan di bumi pun akan tenggelam. Konsekuensi lainnya yaitu suhu bumi menjadi lebih panas dan menyebabkan perubahan cuaca yang tidak menentu.
Di lain pihak, terdapat zat-zat kimia yang menyebabkan penipisan lapisan ozon semakin parah selain CFC, yaitu Hydrochlorofluorocarbons (HCFCs), Halons, Methyl Bromide, Carbon Tetrachloride, dan Methyl Chloroform. Zat-zat perusak ozon tersebut sebagian besar digunakan sebagai bahan pendingin, foaming agents, fire extinguishers pada pemadam kebakaran, pestisida, dan aerosol propellants.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pada tahun 1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat. Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak 1990 diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George Bush. Pada Desember 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000. CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun 1995 dan dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010. Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC, hingga 2020 pada negara maju dan 2016 di negara berkembang. Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, pada tahun 1991, National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas.
Semoga pada peringatan Hari Ozon Sedunia yang jatuh setiap tanggal 16 September, kita semua dapat berpartisipasi aktif untuk melindungi ozon kita lewat aksi kecil namun berdampak nyata, seperti mematikan AC dan kulkas ketika tidak sedang digunakan. Bahkan jika perlu, sebaiknya kita mulai membiasakan diri untuk tidak menggunakan keduanya minimal satu hari dalam setahun bertepatan dengan hari ozon ini.
Reference :
https://id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_ozon
Bernadette West, Peter M. Sandman, Michael R. Greenberg. Paduan Pemberitaan Lingkungan Hidup. Yayasan Obor Indonesia. 1998.
Op.cit
Research and Strategic Division
Youth for Climate Change Indonesia
September 2016
PELANTIKAN & 1st TRAINING OF TRAINER YFCC INDONESIA
Jakarta, (11/09/16) enam pendaftar Pengurus Pusat Youth for Climate Change (YFCC) Indonesia terpilih dilantik sebagai staff baru Pengurus Pusat YFCC Indonesia. Agenda pelantikan tersebut merupakan puncak dari rangkaian open recruitment Pengurus Pusat YFCC Indonesia yang telah dimulai sejak bulan Juli 2016.
Setelah melewati beberapa tahapan penyaringan mulai dari seleksi berkas, interview, action test 1 hingga action test 2 terpilihlah 6 pengurus pusat baru YFCC Indonesia yaitu Syafararisa Dian Pratiwi dan Syarah Meylinda sebagai Staff Divisi Keuangan, Aulia Damayanti sebagai Staff Divisi Pengembangan Sumber Daya Anggota, Richard Mahendra Putra dan Wira Arif Budiman sebagai Staff Divisi Kajian & Riset Strategis, serta Sapto Adi Nugroho sebagai Staff Divisi Komunikasi & Informasi.
Dalam agenda pelantikan tersebut, Riska selaku Ketua Panitia Open Recruitment memaparkan bahwa proses open recruitment yang panjang ini dibuat dengan harapan dapat meningkatkan softskill dari para calon pengurus sendiri dan dapat mengoptimalkan kinerja maupun dampak yang diberikan YFCC Indonesia pada lingkungan dan masyarakat. Selaku Ketua Umum YFCC Indonesia, Kimi pun menekankan akan pentingnya kualitas dalam pemilihan pengurus baru YFCC Indonesia dibandingkan sekedar kuantitas. Oleh karena itu penerimaan pengurus baru tersebut tidak menetapkan kuota, tapi didasarkan pada terpenuhinya kualifikasi yaitu memiliki nilai di atas 200 dari total nilai 400. Total nilai 400 tersebut didapatkan dari empat unsur penilaian yaitu kepribadian, komitmen, manajemen organisasi serta pengetahuan dan ketrampilan.
Nurifood Inspiring Center menjadi saksi hikmatnya proses pelantikan pengurus baru tersebut. Setelah mengucapkan sumpah jabatan, menandatangani berita acara pelantikan, dan penyerahan kaos YFCC Indonesia secara simbolis, maka keenam pendaftar terpilih tersebut telah dinyatakan resmi sebagai pengurus pusat YFCC Indonesia periode 2016-2018. Ucapan selamat pun menyambut peresmian mereka baik dari Dewan Penasehat, Dewan Pembina, Pengurus lama, para anggota YFCC Indonesia maupun publik.
Usai upacara pelantikan, agenda pun dilanjutkan dengan Training of Trainer (ToT) YFCC Indonesia dengan tema Media dan Publikasi yang dibawakan oleh Muhamad Marwan selaku Dewan Pembina YFCC Indonesia yang bekerja pada salah satu media publikasi di Jakarta Pusat. Training tersebut ia bawakan dengan sangat interaktif karena disampaikan tidak hanya dua arah, melainkan ada game interaktif dan praktik langsung yang menjadikan peserta mudah memahami dan fun dalam mengikuti ToT.
Dengan adanya ToT tersebut diharapkan peserta dapat memahami fungsi maupun tujuan media dan publikasi serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari baik untuk mendukung kinerja di YFCC Indonesia maupun akademik dan karir mereka. ToT YFCC Indonesia merupakan program dari Divisi Pengembangan Sumber Daya Anggota YFCC Indonesia dalam rangka meningkatkan kapabilitas pengurus dalam menjalani kinerjanya di YFCC Indonesia, sehingga harapannya alumni Pengurus YFCC Indonesia menjadi pribadi yang komitmen, bertanggungjawab dan professional.
Pemuda Peduli Lingkungan Melakukan Riset dan Campaign Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Kramat Jati
Minggu, 21 April 2016 sejumlah Pemuda Pecinta Lingkungan yang tergabung dalam YFCC Indonesia melakukan aksi sosialisasi penggunaan Reusable-bags kepada sejumlah masyarakat di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.
Isu lingkungan terkait dampak negatif penggunaan kantong plastik menjadi masalah serius yang penting untuk dapat segera ditindaklanjuti. Plastik menjadi sumber masalah dan dapat merusak lingkungan dikarenakan proses pembuatannya menggunakan bahan kimia dan sulit terurai oleh alam. Banjir dan rusaknya ekosistem merupakan contoh dampak yang ditimbulkan oleh limbah plastik. Hal inilah yang mendorong YFCC Indonesia melakukan sosialisasi dampak negatif penggunaan kantong plastik terhadap ibu-ibu yang sedang berbelanja di Pasar Kramat Jati.
Sosialisasi yang dilakukan oleh YFCC Indonesia dengan melakukan riset sederhana yang melibatkan sekitar 30 responden yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga yang sedang berbelanja di Pasar Kramat Jati. Dari data kuesioner yang dihimpun menyebutkan bahwa 51% ibu-ibu di Pasar Kramat Jati jarang menggunakan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari dan sekitar 30% ibu-ibu mengaku sering menggunakan kantong plastik sedangkan sisanya mengaku cukup sering menggunakan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari. Dari data tersebut juga menyebutkan bahwa pada saat itu sekitar 54.5% ibu-ibu membawa kantong belanja sendiri yang dibawa dari rumah sedangkan sisanya yaitu 45.5% tidak membawa kantong belanja sendiri dari rumah.
Dari hasil riset yang dilakukan secara sederhana tersebut didapatkan sebuah fakta yang cukup mengejutkan, yaitu sekitar 48.5% plastik hasil belanjaan dibuang begitu saja oleh ibu-ibu rumah tangga, 45.5% plastik belanjaan disimpan dan digunakan kembali untuk tempat sampah dan wadah barang-barang lainnya sedangkan sisanya mengaku bahwa plastik hasil dari belanjaan dibakar begitu saja.
Dari riset ini cukup menjelaskan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang mengerti bahaya dan dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya sosialisasi ini, Pemuda Pecinta Lingkungan yang tergabung dalam YFCC Indonesia mengharapkan bahwa ibu-ibu rumah tangga semakin lebih sadar dan mengerti bahwa Kantong Plastik dapat menimbulkan bahaya yang cukup serius bagi lingkungan. Tentunya kita mengaharpkan bahwa bumi ini akan terus terjaga kelestariannya sehingga akan dapat memberikan kebermanfaatan seumur hidup. (Ato)
OPEN RECRUITMENT NATIONAL BOARD OF YFCC INDONESIA 2016-2018
It’s the day! Open Recruitment National Board of YFCC INDONESIA is officially open! Are you the next environment savior? Go register yourself at: https://goo.gl/psvZj4
THE REQUIREMENTS & PROCEDURES
- Youth (18-28 years old) staying/living in Jabodetabek area is eligible to apply.
- Have passion on environmental issues, especially on Climate Change.
- Applicant is required to be passionate working in new organizational environment, fast to adapt, and willing to gain experiences and develop networks.
- Ready to give contribution – time, energy, and idea, in improving YFCC Indonesia and to commit the responsibility of the division chosen.
- Follow all YFCC Indonesia regulations, ethics, and the recruitment flows.
- Applicant may use English or Bahasa Indonesia in filling out the form.
- Applicant has to make a divisional project plan, in accordance with which division the applicant has chosen.
- The application will be considered as complete and valid if the applicant already filled out all required questions and sent all files (divisional project plan and photo) to oprecyfccid@gmail.com, by the latest on July 15th, 2016 at 23:59PM GMT+7.
- Only successful applicant who will be notified to their personal e-mail on July 18th, 2016.
- The notified applicant has to attend an interview session and present their divisional project plan to the board of committee.
- Both interview and presentation will be held on July 23rd-24th, 2016.
1. Strategic Research and Studies (Kajian Strategis)
“Discover Resolution and Construct Projection through Idea Deliberation” You love research? You are into writing? What about great discussion? Then, think no more! This division is where your brilliant mind belongs. The division’s main responsibilities are arranging a high quality biweekly online discussion Ahad Cerdas (ACER), improving youths’ insights through Children’s Climate Class at any school, and all academic and research related thingy.
2. Internal Affairs and Capacity Building Division (Pengembangan Sumber Daya Anggota)
The main job is establishing partnerships between YFCC Indonesia and other stakeholders – companies, foundations, institutions, government, etc. Besides, you will be responsible to bargain and bid the deal and do negotiations, particularly in terms of financial assistance and material supports. If you love managing money, love expanding networks to a range of diverse stakeholders, and understand how to do marketing and branding, this is your division!
4. Administration Division (Administrasi)
Our main job is managing, making and collecting all documents which related to YFCC Indonesia. This includes making proposals, letters, and any other documents. In Administration division, you will be likely to have more opportunities to become a great administrator who will be responsible to ‘keep’ other YFCC Indonesia’s important documents. Furthermore, keeping YFCC Indonesia’s assets to inventory is also our responsibility.
5. Creative Design and Public Relation Division (Kominfo)
2. Each applicant should make a project plan according to the division they choose.
3. The project plan should be presented in front of all YFCC National Board committees on the day of interview.
4. The proposal idea should be made according to which division you choose:
a. Strategic Research and Studies Division: Make a roadmap in PowerPoint (in chronological order) on how youths can gauge people’s interest in reducing the emission on Earth (it is suggested for you to analyze what are the top two or three of world’s problems in terms of emission, then you may make one roadmap for one problem that you have figured out). You also need to explain how big your project plan impacts on society would be, and how would you measure that impact (analyze the outcome).
b. Internal Affairs and Capacity Building Division: Present an idea for capacity building activity in detail (Elaborate your concept, explain how will you make it real, what element you need to make it real, why do you think this activity is important for member, estimate the budgeting)
c. Finance and Funding Division: Explain your creative idea about how to fund our activity (Make a detail about what you are going to do, How will you make it real, What do you need to make it real, estimate the budgeting and income)
d. Administration Division: How to be a great administrator? (Explain in detail what you are going to do, how will you do it, and what is the importance of it)
1. The Importance of education on climate change in today’s era.
2. Idea for International Climate Day event (name, theme, concept, and agenda of the event)
3. Your available contacts.
4. Put all YFCC social media platforms:
– Twitter: @YFCCIndonesia
– Instagram : @YFCCIndonesia
– Facebook: YFCC Indonesia5. Each applicant will be given max.5 minutes to present their proposal/ poster idea.
6. Please save the soft file of proposal in PDF with format as follows,PROJECTPLAN_FULLNAME_CHOSEN DIVISION (e.g PROJECTPLAN_RAISA ADITYA_ADMINISTRATION), also your close up photo which have high resolution in JPG format and named as follows, PHOTO_FULL NAME_CHOSEN DIVISION (e.g PHOTO_RAISA ADITYA_ADMINISTRATION). attach and send all files (PDF and PHOTO) by email to: oprecyfccid@gmail.com with SUBJECT: OPREC YFCC INDONESIA 2016-2018.
7. If you have any further inquiries, do not hesitate to contact us by WhatsApp in 085232072455 (Qiqi) or leave any message in our social media/email.
Selected Form Announcement : July 18th 2016
Interview & Presentation : July 23rd – 24th 2016
Selected Candidates Announcement :July 26th 2016
First Gathering : July 30th 2016
Action Test 1 : August 6th 2016
Action Test 2 : August 20th – 21st 2016
Final Announcement & Inauguration : August 27th – 28th 2016
Inspirations for Acts of Leadership
“On behalf of the Secretary-General, it is my honour to invite you to attend the High-Level Signature Ceremony of the Paris Agreement, that will take place at the United Nations Headquarters, in New York, on 22 April 2016.
By signing the Agreement on 22 April and accepting it through their national processes, countries will help ensure the Agreement enters into force and get implemented as quickly as possible, in collaboration with a wide range of other actors.”Who wouldn’t be excited receiving such an invitation from the Secretary General of the United Nations ? I had to come to get a feel and see first hand the global efforts in implementing the Paris Agreement that begins with the signing. As the manager of The Climate Reality Project Indonesia, this experience will be a leverage in motivating climate leaders to be involved in more acts of leadership.I could sense the excitement inside the UN General Assembly Hall as statement after statement during the opening ceremony built up the momentum. Representatives of youth, business, civil society, group of countries and actor Leonardo DiCaprio, the UN Messenger of Peace, had strong statements urging the implementation of Paris Agreement. A touching moment came when 197 childrens joined the ceremony and formed climate chain in front of world leaders. They are representing the Parties that adopted the Paris Agreement In the end, 175 countries signed the Paris Agreement, by far the largest number of countries ever to sign an international agreement on a single day. Leaders then delivered national statements, addressing their intention to ratify and/or outlining their national climate change policies and actions. Climate Leader At the United Nations General Assembly Hall I sat next to Nana Firman, the exemplary climate leader from Indonesia. Nana was first trained by Mr. Al Gore and The Climate Reality Projet in Melbourne in 2009, then in Jakarta in 2011 and Chicago in 2013. Nana who is a White House Champion of Change and is currently coordinating Muslim outreach for OurVoices, a global faith and spiritual climate action network, was in New York to present The Islamic Climate Change Declaration to the President of the UN General Assembly. The occasion marked the official launch of the Global Muslim Climate Network, as support for climate action within the world’s second largest faith group continues to grow. Taking Climate Action to the Next Level Our next venture at the United Nations Headquarters was a High Level Event themed Taking Climate Action to the Next Level: Realizing the Vision of the Paris Agreement. The event focused on highlighting how all actors of society and economy can accelerate action, learn from each other, and replicate and scale successful initiatives and activities that will deliver the transformative implementation of the landmark Paris Climate Change Agreement and of the 2030 Agenda for Sustainable Development. The highlight of the meeting was a live conversation between the UN Secretary General, Ban Ki-moon and Bertrand Piccard, the pilot of Solar Impulse 2, a zero-fuel plane on an around-the-world journey who was flying over the Pacific. Solar Impulse, powered only by the sun, demonstrates that clean technologies can achieve impossible goals with a clear message: everybody could use the plane’s technologies on the ground to halve our world’s energy consumption, save natural resources and improve our quality of life. Al Gore – Focus on Information Al Gore, the great integrator, that was how Dr. Robert Orr the moderator addressed Al Gore and invited him to speak to make sense of things being said by the panel. The Chairman of The Climate Reality Project stressed his focus on information. Publics have to have the information they can visualize, easily understand and use as the basis for action and for convincing governments to do the right thing. The mandatory information transparency requirement of the Paris Agreement would presumably result in very large flows of information to UNFCCC and elsewhere “I am anxious to make sure that such information is of high quality, vetted and presented in a visual way that I and non-scientist and non-engineers can understand, and therefore can be used for basis of political persuasion, ” Mr. Gore said. At the end of the event, I realized that he was talking about The Climate Reality Project. The fact that he raised the issue in a world class meeting attended by world leaders and eminent persons is really an encouragement for all climate leaders to engange in more acts of leadership. I reread the end of the invitation mentioned in the beginning of this blog post: Your presence throughout the day will contribute to making this date an historic milestone in which the world moves from aspiration to action in tackling climate change. It was indeed a historic event. Text: Amanda Katili Niode- Manager, The Climate Reality Project Indonesia Sumber : http://www.climatereality.or.id/blog/inspirations-for-acts-of-leadership
|